Liliyana Natsir
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Liliyana Natsir (lahir di
Manado,
Sulawesi Utara,
9 September 1985; umur 31 tahun) adalah pemain
bulu tangkis ganda
Indonesia yang berpasangan dengan
Tantowi Ahmad dalam nomor ganda campuran. Pengalamannya antara lain berlaga dalam perebutan
Piala Uber (
2004,
2008 dan
2010),
Piala Sudirman (
2003 ,
2005,
2007,
2009 dan
2011), merebut medali perak
Olimpiade Beijing 2008 nomor ganda campuran bersama
Nova Widianto, serta merebut merebut medali emas
Olimpiade Rio de Janeiro 2016 nomor ganda campuran bersama
Tontowi Ahmad.
[3][4][5]
Kehidupan Awal
Liliyana merupakan anak bungsu dari pasangan Beno Natsir dan Olly Maramis alias Auw Jin Chen.
[6][7]. Dia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Calista Natsir.
[6] Sejak duduk di sekolah dasar, Lilyana sudah bergabung dengan klub bulu tangkis Pisok, Manado.
[6] Pada tahun 1997, Lilyana yang berusia 12 tahun diterima masuk di PB Tangkas, Jakarta.
[6]
Karier
Liliyana bersama Tontowi merupakan peraih medali emas
SEA Games 2011. Liliyana sudah tiga kali menjadi juara final kejuaraan
All England yang merupakan salah satu turnamen tertua ini. Pada tahun 2008, Liliyana yang berpasangan dengan
Nova Widianto
ditaklukkan pasangan China, Zheng Bo/Gao Ling lewat permainan tiga gim,
21-18, 14-21, 9-21. Pasangan nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei
yang juga berasal dari China kembali memupuskan harapan Nova/Liliyana
untuk menjadi juara All England pada tahun 2010. Mereka harus mengakui
keunggulan lawannya dengan skor tipis, 18-21, 25-23, 18-21. Lilyana yang
dikenal sebagai atlet yang ramah, disiplin, dan berkemauan keras ini
akhirnya berhasil mendapatkan gelar juara pada turnamen All England.
Pada tahun 2012
Lilyana
Natsir dan Tontowi Ahmad membawa pulang gelar juara untuk Indonesia
yang telah mengalami penantian panjang selama 33 tahun untuk prestasi
ganda campuran All England. Gelar terakhir Indonesia dipersembahkan oleh
pasangan
Christian Hadinata dan
Imelda Wiguna
pada tahun 1979. Gelar juara ini adalah titel premier pertama bagi
Tontowi & Liliyana. Sebelumnya pasangan ini pernah mejuarai dua
gelar superseries di India dan Singapura, serta dua gelar
grand prix gold
di Malaysia dan Macau. Setahun kemudian di All England 2013, mereka
berhasil mempertahankan gelar juara setelah mengalahkan pasangan China,
Zhang Nan/Zhao Yunlei, dengan
straight set 21-13 21-17. Sukses
yang sama kembali mereka raih pada tahun 2014 dengan menaiki podium
tertinggi ganda campuran All England usai menuntaskan perlawanan Zhang
Nan/ Zhao Yunlei di final dengan skor sama, 21-13 21-17. Pada ajang
Kejuaraan Dunia bulu tangkis, Lilyana, yang akrab disapa Butet ini
merupakan pemain putri pertama Indonesia yang berhasil merebut tiga
gelar di ajang bergengsi tersebut. Pada tahun 2005, ketika masih
berpasangan dengan Nova Widianto dia berhasil mengalahkan pasangan
negeri tirai bambu, Xie Zhongbo/ Zhang Yawen, dengan skor 13-15 15-8
15-2. Pada tahun 2007, mereka kembali meraih gelar juara untuk kedua
kalinya dengan mengalahkan pasangan China lainnya di final, Zheng Bo/
Gao Ling, dengan skor 21-16 21-14. Sementara pada tahun 2013 dengan
partner yang berbeda
Tontowi Ahmad,
Lilyana berhasil merengkuh gelar juara dunia untuk ketiga kalinya
setelah mengalahkan pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, dengan pertarungan
tiga gim, 21-13 16-21 22-20. Pada
Olimpiade Musim Panas 2016, Lilyana bersama
Tontowi Ahmad berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, dengan skor 21-14 21-12.
Prestasi
Olimpiade (1 emas; 1 perak; 0 perunggu)
Liliyana sudah tiga kali berpartisipasi di ajang bulu tangkis
Olimpiade selama kariernya, dimana dia memperoleh 1 medali emas di
Olimpiade Rio 2016 , terhenti di semifinals Olimpiade London 2012 dan
kalah di final Olimpiade Beijing 2008 di ganda campuran. Di ganda putri
Liliyana berpasangan dengan Vita Marissa di Olimpiade Beijing 2008 dan
terhenti di babak pertama.
Liliyana bertanding di Ganda Campuran berpasangan dengan
Tontowi Ahmad memperoleh medali emas setelah mengalahkan pasangan Malaysia di final.
Liliyana bertanding di Ganda Campuran berpasangan dengan
Tontowi Ahmad dikalahkan oleh pasangan Denmark dalam perbutan medali perunggu.
Liliyana Natsir and Tontowi Ahmad di Olimpiade London 2012
Natsir bertanding di ganda campuran berpasangan dengan
Nova Widianto dan memperoleh medali perunggu. Di final mereka dikalahkan oleh pasangan dari
Korea Selatan Lee Yong-dae dan
Lee Hyo-jung dalam dua set 21–11 dan 21–17. Liliyana juga bertanding di ganda putri berpasangan dengan
Vita Marissa dan dikalahkan oleh pasangan Tiongkok
Zhang Jiewen dan
Yang Wei di babak pertama.
Ganda Campuran
Ganda Campuran
2016 |
Wuhan, Tiongkok |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
21–16, 9–21, 17–21 |
Perak |
2015 |
Wuhan, Tiongkok |
Tontowi Ahmad |
Lee Chun Hei
Chau Hoi Wah |
21–16, 21–15 |
Emas (2) |
2010 |
New Delhi, India |
Devin Lahardi Fitriawan |
Chan Peng Soon
Goh Liu Ying |
21–12, 19–21, 15–21 |
Perunggu |
2008 |
Johor Bahru, Malaysia |
Nova Widianto |
Flandy Limpele
Vita Marissa |
17–21, 17–21 |
Perak |
2006 |
Johor Bahru, Malaysia |
Nova Widianto |
Sudket Prapakamol
Saralee Thungthongkam |
21–16, 21–23, 21–14 |
Emas (1) |
Ganda Putri
Ganda Campuran
Ganda Campuran
2011 |
Istora Senayan, Jakarta, Indonesia |
Tontowi Ahmad |
Sudket Prapakamol
Saralee Thoungthongkam |
21–7, 21–14 |
Emas (3) |
2009 |
Vientiane, Laos |
Nova Widianto |
Songphon Anugritayawon
Kunchala Voravichitchaikul |
21–10, 20–22, 21–9 |
Emas (2) |
2007 |
Nakhon Ratchasima Province, Thailand |
Nova Widianto |
Sudket Prapakamol
Saralee Thungthongkam |
21–13, 22–24, 16–21 |
Perunggu |
2005 |
PhilSports Arena, Pasig City, Filipina |
Nova Widianto |
Anggun Nugroho
Yunita Tetty |
15–6, 15–2 |
Emas (1) |
Ganda Putri
BWF Superseries (19 juara, 17 nomor dua)
BWF Superseries, dicanangkan sejak 14 Desember 2006 dan pertama kali digelar pada tahun 2007,
[8] adalah rangkaian kejuaraan bulu tangkis tingkat atas, yang diselenggarakan oleh
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). BWF Superseries mempunyai dua tingkat kejuaraan yaitu
Superseries dan Superseries Premier. Liliyana sudah meraih banyak gelar juara superseries dengan pasangannya antara lain
Nova Widianto,
Vita Marissa, dan
Tontowi Ahmad.
Ganda Campuran
2016 |
Malaysia Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Chan Peng Soon
Goh Liu Ying |
23–21, 13–21, 21–16 |
Juara |
2015 |
Denmark Open |
Tontowi Ahmad |
Ko Sung-hyun
Kim Ha-na |
22–20, 18–21, 9–21 |
Nomor dua |
2015 |
Korea Open |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
16–21, 15–21 |
Nomor dua |
2015 |
All England Open |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
10–21, 10–21 |
Nomor dua |
2014 |
French Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Chris Adcock
Gabrielle Adcock |
21–9, 21–16 |
Juara |
2014 |
Denmark Open |
Tontowi Ahmad |
Xu Chen
Ma Jin |
20–22, 15–21 |
Nomor dua |
2014 |
Singapore Open (6) |
Tontowi Ahmad |
Riky Widianto
Puspita Richi Dili |
21–15, 22–20 |
Juara |
2014 |
All England Open (3) |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
21–13, 21–17 |
Juara |
2013 |
China Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Joachim Fischer Nielsen
Christinna Pedersen |
21–10, 5–21, 21–17 |
Juara |
2013 |
Denmark Open |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
11–21, 20–22 |
Nomor dua |
2013 |
Singapore Open (5) |
Tontowi Ahmad |
Yoo Yeon-seong
Eom Hye-won |
21–12, 21–12 |
Juara |
2013 |
India Open (3) |
Tontowi Ahmad |
Ko Sung-hyun
Kim Ha-na |
21–16, 21–13 |
Juara |
2013 |
All England Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
21–13, 21–17 |
Juara |
2012 |
Denmark Open |
Tontowi Ahmad |
Xu Chen
Ma Jin |
21–23, 26–24, 11–21 |
Nomor dua |
2012 |
Japan Open |
Muhammad Rijal |
Chan Peng Soon
Goh Liu Ying |
12–21, 19–21 |
Nomor dua |
2012 |
Indonesia Open |
Tontowi Ahmad |
Sudket Prapakamol
Saralee Thoungthongkam |
17–21, 21–17, 13–21 |
Nomor dua |
2012 |
India Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Sudket Prapakamol
Saralee Thoungthongkam |
21–16, 12–21, 21–14 |
Juara |
2012 |
All England Open (1) |
Tontowi Ahmad |
Thomas Laybourn
Kamilla Rytter Juhl |
21–17, 21–19 |
Juara |
2011 |
Indonesia Open |
Tontowi Ahmad |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
22–20, 14–21, 9–21 |
Nomor dua |
2011 |
Singapore Open (4) |
Tontowi Ahmad |
Chen Hung-ling
Cheng Wen-hsing |
21–14, 27–25 |
Juara |
2011 |
India Open (1) |
Tontowi Ahmad |
Fran Kurniawan
Pia Zebadiah Bernadeth |
21–18, 23–21 |
Juara |
2010 |
Singapore Open |
Nova Widianto |
Thomas Laybourn
Kamilla Rytter Juhl |
12–21, 15–21 |
Nomor dua |
2010 |
All England Open |
Nova Widianto |
Zhang Nan
Zhao Yunlei |
18–16, 25–23, 18–21 |
Runner-Up |
2009 |
Hong Kong Open |
Nova Widianto |
Robert Mateusiak
Nadiezda Kostiuczyk |
20–22, 16–21 |
Nomor dua |
2009 |
French Open (1) |
Nova Widianto |
Hendra Aprida Gunawan
Vita Marissa |
21–7, 21–7 |
Juara |
2009 |
Malaysia Open (1) |
Nova Widianto |
Lee Yong-dae
Lee Hyo-jung |
21–14, 21–19 |
Juara |
2008 |
BWF Superseries Finals |
Nova Widianto |
Thomas Laybourn
Kamilla Rytter Juhl |
19–21, 21–18, 20–22 |
Nomor dua |
2008 |
China Masters |
Nova Widianto |
Xie Zhongbo
Zhang Yawen |
17–21, 17–21 |
Nomor dua |
2008 |
Japan Open |
Nova Widianto |
Muhammad Rizal
Vita Marissa |
21–14, 15–21, 19–21 |
Nomor dua |
2008 |
Singapore Open (3) |
Nova Widianto |
Anthony Clark
Donna Kellogg |
17–21, 21–14, 21–9 |
Juara |
2008 |
All England Open |
Nova Widianto |
Zheng Bo
Gao Ling |
21–18, 14–21, 9–21 |
Nomor dua |
2007 |
Hong Kong Open (1) |
Nova Widianto |
Zheng Bo
Gao Ling |
21–23, 21–18, 21–19 |
Juara |
2007 |
China Open (1) |
Nova Widianto |
Sudket Prapakamol
Saralee Thungthongkam |
15–21, 21–18, 21–11 |
Juara |
2007 |
Japan Open |
Nova Widianto |
Zheng Bo
Gao Ling |
19–21, 14–21 |
Nomor dua |
2007 |
Indonesia Open |
Nova Widianto |
Zheng Bo
Gao Ling |
16–21, 11–21 |
Nomor dua |
Ganda Putri
- Turnamen Superseries Finals
- Turnamen Superseries Premier
- TurnamenSuperseries
BWF Superseries performance timeline (Ganda Campuran)
Turnamen |
2007 |
2008 |
2009 |
2010 |
2011 |
2012 |
2013 |
2014 |
2015 |
SR |
M–K |
Menang % |
Terbaik |
Korea Open |
2R |
1R |
1R |
A |
QF |
QF |
QF |
A |
|
0/6 |
7-6 |
53.84 |
QF (2011, 2012, 2013) |
Malaysia Open |
SF |
QF |
W |
1R |
1R |
SF |
A |
SF |
SF |
1/7 |
16-6 |
72.73 |
W (2009) |
All England |
QF |
F |
QF |
F |
2R |
W |
W |
W |
F |
3/9 |
32-6 |
84.21 |
W (2012, 2013, 2014) |
Swiss Open |
A |
SF |
QF |
A |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
0/2 |
5-2 |
71.43 |
SF (2008) |
India Open |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
W |
W |
W |
SF |
A |
3/4 |
16-1 |
94.12 |
W (2011, 2012, 2013) |
Indonesia Open |
F |
SF |
QF |
SF |
F |
F |
SF |
SF |
|
0/8 |
26-8 |
76.47 |
F (2007, 2011, 2012) |
Singapore Open |
SF |
W |
SF |
F |
W |
A |
W |
W |
|
4/7 |
30-3 |
90.91 |
W (2008, 2010, 2013, 2014) |
China Masters |
SF |
F |
A |
SF |
A |
A |
A |
N/A |
N/A |
0/3 |
8-3 |
72.73 |
F (2008) |
Japan Open |
F |
F |
SF |
1R |
2R |
F |
A |
A |
|
0/6 |
14-6 |
70 |
F (2007, 2008, 2012) |
Australian Open |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
N/A |
A |
|
0/0 |
|
|
|
Denmark Open |
1R |
A |
QF |
A |
1R |
F |
F |
F |
|
0/6 |
14-6 |
70 |
F (2012, 2013, 2014) |
French Open |
QF |
SF |
W |
A |
SF |
QF |
QF |
W |
|
2/7 |
21-5 |
80.77 |
W (2009, 2014) |
China Open |
W |
A |
QF |
A |
2R |
SF |
W |
QF |
|
2/6 |
18-4 |
81.82 |
W (2007, 2013) |
Hong Kong Open |
W |
QF |
F |
2R |
A |
A |
A |
2R |
|
1/5 |
13-4 |
76.47 |
W (2007) |
Masters Finals |
N/A |
F |
A |
A |
QF |
QF |
QF |
QF |
|
0/5 |
7-10 |
41.18 |
F (2008) |
BWF Superseries performance timeline (Ganda Putri)
BWF Grand Prix (10 juara, 4 nomor dua)
BWF Grand Prix adalah turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan oleh
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) sejak tahun 2007, yang terdiri dari dua tingkat kejuaraan yaitu
BWF Grand Prix dan Grand Prix Gold.
Ganda Campuran
2015 |
Indonesian Masters (3) |
Tontowi Ahmad |
Praveen Jordan
Debby Susanto |
21–18, 21–13 |
Juara |
2013 |
Indonesian Masters |
Tontowi Ahmad |
Praveen Jordan
Vita Marissa |
20–22, 21–9, 14–21 |
Nomor dua |
2012 |
Macau Open (3) |
Tontowi Ahmad |
Muhammad Rijal
Debby Susanto |
21–16, 14–21, 21–16 |
Juara |
2012 |
Indonesian Masters (2) |
Tontowi Ahmad |
Muhammad Rijal
Debby Susanto |
21–19, 21–14 |
Juara |
2012 |
Swiss Open (1) |
Tontowi Ahmad |
Sudket Prapakamol
Saralee Thoungthongkam |
21–16, 21–14 |
Juara |
2011 |
Macau Open (2) |
Tontowi Ahmad |
Chen Hung-ling
Cheng Wen-hsing |
Walkover |
Juara |
2011 |
Chinese Taipei Open |
Tontowi Ahmad |
Ko Sung-hyun
Eom Hye-won |
22–24, 21–16, 17–21 |
Nomor dua |
2011 |
Malaysia Masters (2) |
Tontowi Ahmad |
Chan Peng Soon
Goh Liu Ying |
18–21, 21–15, 21–19 |
Juara |
2010 |
Indonesian Masters (1) |
Tontowi Ahmad |
Markis Kido
Lita Nurlita |
21–11, 21–13 |
Juara |
2010 |
Chinese Taipei Open |
Tontowi Ahmad |
Hendra Aprida Gunawan
Vita Marissa |
20–22, 21–14, 20–22 |
Nomor dua |
2010 |
Macau Open (1) |
Tontowi Ahmad |
Hendra Aprida Gunawan
Vita Marissa |
21–14, 21–18 |
Juara |
2010 |
Malaysia Masters (1) |
Devin Lahardi Fitriawan |
Sudket Prapakamol
Saralee Thungthongkam |
13–21, 21–16, 21–17 |
Juara |
2007 |
Philippines Open (1) |
Nova Widianto |
Han Sang-hoon
Hwang Yu-mi |
21–17, 21–13 |
Juara |
Ganda Putri
- Grand Prix Gold Turnamen
- Grand Prix Turnamen
Turnamen Terbuka (5 juara dan 4 nomor dua)
Ganda Campuran
2006 |
Japan Open |
Nova Widianto |
Flandy Limpele
Vita Marissa |
21–11, 18–21, 17–21 |
Nomor dua |
2006 |
Hong Kong Open |
Nova Widianto |
Zheng Bo
Zhao Tingting |
20–22, 19–21 |
Nomor dua |
2006 |
Korea Open (1) |
Nova Widianto |
Jens Eriksen
Mette Schjoldager |
23–21, 21–18 |
Juara |
2006 |
Chinese Taipei Open (1) |
Nova Widianto |
Lee Jae-jin
Lee Hyo-jung |
17–21, 23–21, 21–13 |
Juara |
2006 |
Singapore Open (2) |
Nova Widianto |
Nathan Robertson
Gail Emms |
21–16, 20–22, 23–21 |
Juara |
2006 |
Indonesia Open |
Nova Widianto |
Xie Zhongbo
Zhang Yawen |
19–21, 15–21 |
Nomor dua |
2005 |
Indonesia Open (1) |
Nova Widianto |
Anggun Nugroho
Yunita Tetty |
15–13, 15–1 |
Juara |
2005 |
Swiss Open |
Nova Widianto |
Nathan Robertson
Gail Emms |
14–17, 6–15 |
Nomor dua |
2004 |
Singapore Open (1) |
Nova Widianto |
Koo Kien Keat
Wong Pei Tty |
15–1, 15–4 |
Juara |
Partisipasi di Tim Nasional Indonesia
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Liliyana_Natsir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar