Senin, 14 November 2016

Cerpen Cinta Biarkan Kami Bersaudara

Cinta Biarkan Kami Bersaudara

Judul Cerpen Cinta Biarkan Kami Bersaudara
Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 15 November 2016
Berawal dari bercandaannya dengan kakakku melalui WhatsApp, dikta mencoba bercanda agar diberi izin bisa mendekatiku ia bicara dengan khas bercandaannya, kakakku pun mengiyakan saja, ia bagi pin BBku kepada dikta. kita melakukan chatting melalui BBM, awalnya aku tahu kalau ini hanya sekedar bercanda tapi lama kelamaan perasaan kita mulai berubah saling perhatian lebih satu sama lain, entah perasaan apa yang sesungguhnya yang ada di benak kami. Seperti yang kita tahu cinta kami terlarang, kami saling jatuh cinta dalam persaudaraan. Iya dia kakak sepupuku kita terikat oleh adat istiadat yang melarang kita untung menjalin hubungan. Aku mencoba untuk tidak menghiraukan perasaan ini aku menjalin hubungan dengar orang lain selama 6 bulan tapi kandas di tengah jalan hanya aku tak bisa membohongi perasaanku terus terusan, seolah-olah hati ini hanya mengingikan dia.
Tak lama setelah aku putus dengan kekasihku kemarin. dia menghampiriku dan mengatakan yang sejujurnya dia menyayangiku dengan tulus dan dia telah mencoba untuk bertanya ke ahli agama bahwa menjalin hubungan dengan saudara sendiri asal bukan dengan saudara sedarah adalah dihalalkan dalam agama. Kita akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius dengan backstreet dari keluarga kami, hubungan ini terus berlanjut sampai kita lulus kuliah. Sampai akhirnya hubungan ini tercium oleh keluarga besar kita dengan penuh amarah dan kecewa mereka terhadap kita berdua, dia menjelaskan semuanya bahwa hubungan ini sebetulnya halal dan diperbolehkan oleh agama.
Kita dipisahkan secara terpaksa aku dipindahakan ke kota kelahiran jakarta dan dia pindah ke luar negeri, berbulan-bulan kita tak saling berkomunikasi. Aku berusaha untuk mencari informasi tentang dia di akun sosmednya mungkin tuhan memang mengizinkan kami untuk saling bersama aku menemukan informasi tentangnya, dan mencoba menghubunginya dan tersambung. Dia langsung menanyakan dimana aku sekarang dan tanpa berpikir panjang aku menberitahunya bahwa aku di jakarta. dua hari Setelah kami saling bertemu melalui via suara, tiba tiba notifikasi hpku berdering seseorang mengirimku pesan singkat entah dari siapa dia menyuruhku untuk datang ke taman surapati
Entah kenapa hati ini terasa bersemangat melangkah kesana tanpa aku tahu siapa dia. Aku melihatnya dari kejauhan seperti yang aku kenal “apakah itu dikta?” Aku berpikir mustahil dia terbang dari sydney ke jakarta. Aku melangkah pelan pelan, dia menoleh ke arahku betapa terkejutnya aku dia dikta, benar dikta. Dia tepat di depanku sekarang, aku memukul pipiku apakah ini mimpi atau bukan. dia memelukku dan aku bertanya kepadanya “dikta tolong bangunkan aku, aku tidak mau kalau ini hanya mimpi” dia menjelaskan bahwa ini bukanlah mimpi. Doaku terkabul dia yang selama setahun ini aku harapkan sekarang benar benar dihadapakan dengan orang yang sama tanpa ada yang kurang sedikit pun dengan cinta yang sama. tangannya langsung menarikku dan mengajakku entah kemana tak henti hentinya aku melihatnya seperti mustahil tapi ini benar benar nyata, aku tersadar dan aku ingat ini jalan menuju rumahku pikiran ini penuh tanda tanya besar. Mataku terus memandangnya aku tak sanggup untuk bertanya melalui bibirku, bibir ini kaku tiba tiba dan benar dugaanku ini rumahku.
“Tuhan apa kejutanmu hari ini apakah selesai aku bertemu dengannya” aku takut meski yang di hadapanku adalah ayah dan bundaku sendiri. Sekata dua kata mulai terucap dari mulut dikta dia mau melamarku di depan orangtuaku. Seketika aku, ayah, bunda kaget dengan pernyataan yang dilontarkan oleh dikta dia memandanganku dan memegang tanganku menyakinkanku terhadap pernyataannya. Tapi tidak dengan orangtuaku mereka tidak menerima lamarannya, dikta terus menyakinkan kedua orangtuaku bahwa keputusannya ini tidaklah salah, sedikit luluh hati ayah dan bundaku, mereka menyuruhnya untuk membawa paman dan bibi untuk kesini dan membicarakn hal ini kembali. Aku tidak siap untuk hal ini aku takut kita dipisahkan kembali bahkan lebih jauh lagi pilihanku hanya sujud kepadaNya aku panjatkan agar kekhawatiran tidak terjadi malah sebaliknya kita dipersatukan dan berjalan menuju surga yang selama ini aku rindukan dan tanpa air mata kesedihan.
Hari ini tepat dimana keluargnya akan datang dan memberi penjelasan dan saling memutuskan hubunganku dengan dikta, penuh harap doaku terkabul. Aku menuju ruang pertemuan, mataku tak sanggup menatap pasang mata di sekelilingku aku memilih untuk menunduk agar wajah tegangku tak terlihat. surah al-quran, ayat tasbih dan tahmid aku baca untuk sedikit menghilangkan rasa tegang ini. Keputusan sudah ditentukan dan hasilnya tidak begitu apa yang aku harapkan, cinta kami tak restui, bibiku yang menjadi ibu dikta tidak merestui, aku tau yang bibiku tak merestui ini karena dikta menolak perempuan yang sudah dipilihkan olehnya.
Kecewa tapi aku tak kuasa untuk tidak menerima keputusan ini, aku mencoba ikhlas melepas dikta dan rela jika nanti dikta bersanding dengan wanita lain. Aku yang mencoba untuk menjelaskan dan menenangkan hatinya dan mencoba memberi pengertian tentang hal ini, “jangan dulukan egoismu dik kami tidak akan bahagia kalau kita menjalankan hubungan ini tanpa restu mereka”. Mungkin jalan kita memang untuk menjadi saudara biar cinta kita terbang bersama angin dan segera berganti dengan yang lain, Tuhan tidak akan membiarkanmu bersedih, tanpa rencana pembahagiaanmu. Kita berdua tidak berakhir begitu saja kita akan bertemu dengan cinta yang berbeda, cinta terhadap saudaranya dan “cinta biarkan kami bersaudara”
Cerpen Karangan: Wanda Kanza
Blog: Whiteprealblogadress.com
Wanda kanza atau wanda krisyanti alumni smk farmasi jayanegara, Lahir di pasuruan tanggal 03 juni 1998
Cerita Cinta Biarkan Kami Bersaudara merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

sumber:  http://cerpenmu.com/cerpen-cinta-sedih/cinta-biarkan-kami-bersaudara.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar