Sumber:
http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-presiden-soeharto.html
Biografi Presisen Soeharto
Soeharto dikenal sebaga satu-satunya Presiden di Indonesia yang memiliki
masa jabatan terlama yaitu sekitar 32 Tahun. Dikenal dengan sebutan
"Bapak Pembangunan" dan merupakan Presiden Kedua Indonesia setelah
Soekarno, Soeharto di bawah pemerintahannya sukses mengantarkan
Indonesia menjadi negara Swasembada dimana sektor dibidang pertanian
amat berkembang dengan pesatnya melalui Program Rapelitanya. Tulisan
kali ini akan mengulas tentang profil atau biografi presiden Soeharto.
Mantan Presiden Indonesia kedua ini dilahirkan di Kemusuk, Yogyakarta
pada tanggal 8 Juni 1921 dari rahim seorang ibu yang bernama Sukirah dan
ayah beliau yang merupakan seorang pembantu lurah dalam bidang
pengairan sawah dan juga sekaligus seorang petani yang bernama
Kertosudiro.
Ketika berumur delapan tahun Soeharto mulai bersekolah tetapi ia sering
berpindah-pindah sekolah. Awalnya ia sekolah di Sekolah Desa (SD)
Puluhan, Godean kemudian ia pindah ke SD Pedes dikarenakan keluarganya
pindah ke Kemusuk, Kidul. Setelah itu kemudian ayahnya Kertosudiro
memindahkan Soeharto ke Wuryantoro. Beliau kemudian dititipkn dan
tinggal bersama Prawirohardjo seorang mantri Tani yang menikah dengan
adik perempuan Soeharto.
Ditahun 1941 tepatnya di Sekolah Bintara, Gombong di Jawa Tengah,
Soeharto terpilih sebagai Prajurit Telatan, sejak kecil ia memang
bercita-cita menjadi seorang tentara atau militer. kemudian pada tanggal
5 Oktober 1945 setelah Indonesia merdeka, Soeharto kemudian resmi
menjadi anggota TNI.
Setelah itu kemudian Soeharto menikahi Siti Hartinah atau Ibu Tien yang
merupakan anak seorang Mangkunegaran pada tanggal 27 Desember 1947
dimana usia Soeharto etika itu 26 tahun dan Siti Hartinah atau Ibu Tien
berusia 24 tahun.
Dari pernikahannya kemudian ia dikarunia enam orang anak yaitu Siti
Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti
Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang
Adiningsih.
Jalan panjang dan berliku dilalui Soeharto ketika merintis karier
militer dan juga karier politiknya. Dalam bidang militer Soeharto
memulainya dengan pangkat sersan tentara KNIL, dari situ ia kemudian
menjadi Komandan PETA pada zaman penjajahan Jepang, setelah itu ia
menjabat sebagai komandan resimen berpangkat mayor kemudian menjabat
komandan batalyon dengan pangkat Letnan Kolonel.
Sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peristiwa yang
dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949, itu merupakan peristiwa yang
menjadi catatan penting dalam sejarah bangsa ketika resmi merdeka dari
penjajahan bangsa Belanda selama tiga setengah abad. Banyak versi
mengatakan bahwa Peranan Soeharto ketika merebut Yogyakarta yang waktu
itu sebagai Ibukota Republik Indonesia dalam Serangan Umum 1 Maret tidak
bisa dipisahkan.
Tujuan dari serangan umum 1 Maret adalah menunjukan pada dunia
internasional tentang eksistensi dari TNI (Tentara Nasional Indonesia)
ketika itu dalam membela Bangsa Indonesia. Dalam kepemimpinannya,
Soeharto berhasil merebut kota Yogyakarta dari cengkraman penjajah
Belanda pada waktu itu.
Pada waktu itu beliau juga menjadi pengawal dari Panglima Besar Jendral Sudirman.
Dalam operasi pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda ketika itu
beliau yang menjadi panglima Mandala yang dipusatkan di Makassar.
Ketika peristiwa G-30-S/PKI meletus pada tanggal 1 Oktober 1965,
Soeharto kemudian bergerak cepat mengambil alih kendali pimpinan
Angkatan Darat ketika itu dan kemudian mengeluarkan perintah yang cepat
untuk mengatur dan mengendalikan keadaan negara yang kacau akibat dari
kudeta oelh PKI.
Setelah peristiwa G-30-S/PKI, Soeharto kemudian menjabat sebagai
Panglima Angkatan Darat menggantikan Jendral Ahmad Yani yang gugur di
tangan PKI. Selain sebagai Panglima Angkatan Darat, Soeharto juga
menjabat sebagai Pangkopkamtib yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno pada
waktu itu.
Puncak karier Soeharto ketika ia menerima Surat Perintah Sebelas Maret
atau yang dikenal sebagai "Supersemar" oelh Presiden Soekarno pada bulan
maret 1966 dimana tugasnya adalah mengendalikan keamanan dan juga
ketertiban negara yang kacau setelah kudeta yang dilakukan oleh PKI dan
mengamalkan ajaran Besar Revolusi Bung Karno.
Setelah peristiwa G-30-S/PKI keadaan politik dan juga pemerintahan
Indonesia makin memburuk, kemudian pada bulan maret 1967 dalam sidang
istimewa MPRS yang kemudian menunjuk Soeharto sebagai Presiden Kedua
Republik Indonesia yang menggantikan Presiden Soekarno, dimana
pengukuhan dilakukan pada Maret 1968.
Masa pemerintahan presiden Soeharto dikenal dengan masa Orde Baru
dimana kebijakan politik baik dalam dan luar negeri diubah oleh
Presiden Soeharto. Salah satunya adalah kembalinya Indonesia sebagai
anggota PBB (Perserikatan Bangsa Bansa) pada tanggal 28 September 1966
setelah sebelumnya pada masa Soekarno, Indonesia keluar sebagai anggota
PBB.
Soeharto Menjadi Presiden Indonesia Kedua
Pada tahap awal, Soeharto menarik garis yang sangat
tegas. Pengucilan politik dilakukan terhadap orang-orang yang terkait
dengan Partai Komunis Indonesia. Sanksi kriminal dilakukan dengan
menggelar Mahkamah Militer Luar Biasa untuk mengadili pihak yang
dikonstruksikan Soeharto sebagai pemberontak.
Pengadilan digelar dan sebagian dari mereka yang terlibat "dibuang" ke
Pulau Buru bahkan sebagian yang terkait atau masih pendukung dari Partai
PKI dihabisi dengan cara dieksekusi massal di hutan oleh militer pada
waktu itu. Program pemerintah Soeharto diarahkan pada upaya penyelamatan
ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi
agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi
adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari
kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin
berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
Program stabilsasi ini dilakukan dengan cara membendung laju inflasi.
Dan pemerintahan Soeharto berhasil membendung laju inflasi pada akhir
tahun 1967-1968, tetapi harga bahan kebutuhan pokok naik melonjak.
Sesudah dibentuk Kabinet Pembangunan pada bulan Juli 1968, pemerintah
mengalihkan kebijakan ekonominya pada pengendalian yang ketat terhadap
gerak harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing.
Sejak saat itu ekonomi nasional relatif stabil
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka
langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah Orde Baru adalah
melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang diupayakan
pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek
dan Pembangunan Jangka Panjang.
Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun
(Pelita). Setiap Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai
tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka
Panjang mencakup periode 25-30 tahun.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat,
bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam upaya
mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945.
Pada masa orde baru, pemerintah menjalankan kebijakan yang tidak
mengalami perubahan terlalu signifikan selama 32 tahun. Dikarenakan pada
masa itu pemerintah sukses menghadirkan suatu stablilitas politik
sehingga mendukung terjadinya stabilitas ekonomi.
Karena hal itulah maka pemerintah jarang sekali melakukan
perubahan-perubahan kebijakan terutama dalam hal anggaran negara. Pada
masa pemerintahan orde baru, kebijakan ekonominya berorientasi kepada
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ekonomi tersebut didukung oleh kestabilan
politik yang dijalankan oleh pemerintah.
Hal tersebut dituangkan ke dalam jargon kebijakan ekonomi yang disebut
dengan Trilogi Pembangungan, yaitu stabilitas politik, pertumbuhan
ekonomi yang stabil, dan pemerataan pembangunan. Dari keberhasilannya
inilah sehingga Presiden Soeharto kemudian disebut sebagai "Bapak
Pembangunan".
Titik kejatuhan Soeharto, ketika pada tahun 1998 dimana masa tersebut
merupakan masa kelam bagi Presiden Soeharto dan masuknya masa reformasi
bagi Indonesia, Dengan besarnya demonstrasi yang dilakukan oleh
Mahasiswa serta rakyat yang tidak puas akan kepemimpinan Soeharto serta
makin tidak terkendalinya ekonomi serta stabilitas politik Indonesia
maka pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.05 WIB Pak Harto membacakan
pidato "pernyataan berhenti sebagai presiden RI” setelah runtuhnya
dukungan untuk dirinya.
Soeharto telah menjadi presiden Indonesia selama 32 tahun. Sebelum dia
mundur, Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi dalam 6
sampai 12 bulan sebelumnya. BJ Habibie melanjutkan setidaknya setahun
dari sisa masa kepresidenannya sebelum kemudian digantikan oleh
Abdurrahman Wahid pada tahun 1999. Kejatuhan Suharto juga menandai akhir
masa Orde Baru, suatu rezim yang berkuasa sejak tahun 1968 atau selama
32 Tahun.
Wafatnya Presiden Soeharto
Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27
Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan
sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun
setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah
Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.
Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran
Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara
resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya
Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta
akibat kegagalan multi organ.
Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto
diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8,
Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi
sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal.
Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu
bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi
tertabrak.
Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut
kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak
tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah
mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55,
Minggu (27/1).
Sementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang
ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan
28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden
menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI
Kedua Haji Muhammad Soeharto.
Jasa Jasa Soeharto Sebagai Presiden dan Kontroversinya
Jika direnungkah banyak jasa-jasa besar yang dilakukan Soeharto untuk
pembangunan dan perkembangan Indonesia dimata dunia Internasional,
sebagan rakyat yang pernah hidup di zaman Presiden Soeharto menganggap
zaman Soeharto merupakan zaman keemasan ndonesia.
Karena harga-harga kebutuhan pokok yang murah dimasa itu yang berbanding
terbalik dengan zaman sekarang ini, pertumbuhan ekonomi yang stabil,
Presiden Soeharto berhasil merubah wajah Indonesia yang awalnya menjadi
negara pengimpor beras menjadi negara swasembada beras dan turut
mensejahterahkan petani. Sektor pembangunan dimasa Presiden Soeharto
dianggap paling maju melalui Repelita I sampai Repelita VI.
Keamanan dan kestabilan negara yang terjamin serta menciptakan kesadaran
nasionalisme yang tinggi pada masanya. Di bidang kesehatan, upaya
meningkatkan kualitas bayi dan masa depan generasi ini dilakukan melalui
program kesehatan di posyandu dan KB, sebuah upaya yang
mengintegrasikan antara program pemerintah dengan kemandirian
masyarakat.
Di jamannya, program ini memang sangat populer dan berhasil. Banyak ibu
berhasil dan peduli atas kebutuhan balita mereka di saat paling penting
dalam periode pertumbuhannya. itulah sekelumit jasa-jasa atau prestasi
dari presiden Soeharto meskipun disamping jasa-jasanya tersebut banyak
juga kegagalan di pemerintahannya seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
di masanya, pembangunan yang tidak merata antara pusat dan daerah
sehingga memunculkan kecemburuan dari daerah seperti Papua.
Dari banyaknya jasa presiden Soeharto tersebut sehingga banyyak yang
mengusulkan Soeharto sebagai pahlawan nasional Indonesia. Terlepas dari
sejumlah pihak yang masih mempermasalahkan sejumlah kasus hukum
Soeharto, fakta di dalam sejarah Indonesia menunjukkan bahwa Soeharto
memiliki jasa besar kepada Indonesia.
“Perjuangan Soeharto untuk Indonesia yang tercatat dalam buku sejarah
bangsa ini, antara lain, pada masa revolusi fisik antara 1945 hingga
1949, pascarevolusi fisik antara 1962 hingga 1967 dan masa
kepemimpinannya sebagai presiden
Sosok Soeharto masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Rakyat kecil
mengingatnya sebagai pahlawan yang menyediakan bensin murah dan beras
yang bisa dijangkau. Mereka yang ketika itu tak bersentuhan dengan
politik dan pergerakan, akan langsung mengangguk setuju jika ditanya
zaman Soeharto lebih enak.
Polemik soal gelar pahlawan bagi Soeharto pun masih penuh perdebatan.
Sebagian setuju, sebagian menolak mentah-mentah. Sebagian menganggap
Soeharto pahlawan pembangunan dan penyelamat Pancasila. Sebagian lagi
menganggap Soeharto berlumuran darah atas berbagai aksi pembantaian
selama peralihan Orde Lama ke Orde Baru dan seterusnya.
Itulah artikel mengenai biografi presiden soeharto semoga bisa menjadi
referensi dan juga sebagai bahan pelajaran bagi pembaca sekalian.
FOTO FOTO KENANGAN MANTAN PRESIDEN SOEHARTO